Delman: Moda Transportasi Tradisional di Betawi

Oleh : Murodi al- Batawi

Dahulu, Delman atau Sado, merupakan moda transportasi bagi masyarakat Betawi. Penyebutan Delman diambil dari nama penemu moda transportasi ini, Charles Theodore Deeleman. Moda transportasi ini digerakkan bukan oleh mesin, tapi oleh kekuatan kuda, ditambah penggunaan dua atau empat roda sebagai rodanya. Ia menjadi simbol kekayaan bagi pemiliknya, karena Delman menjadi aset kekayaan pribadi yang luar biasa pada masa dahulu.

Bacaan Lainnya

Penggunaan kuda sebagai penggerak moda transportasi ini karena kuda, selain memiliki kekuatan, juga kecepatan ia berlari.

Karena itu, sebelum diketemukannya mobil sebagai moda transportasi di Indonesia, Betawi khususnya,
sebagai alat transportasi pengangkut barang. Bahkan, moda transportasi ini pernah digunakan oleh pejabat pemerintah Hindia Belanda, seperti Forbes yang pernah menggunakan jasa Delman untuk perjalanan dari Bogor ke Bandung, yang memakan waktu lebih kurang 13 jam.

Dalam perkembangan selanjutnya, Delman mengalami perubahan, terutama setelah diketemukannya moda transportasi kendaraan bermesin, seperti mobil dan kereta api. Moda transportasi Delam kemudian tergusur ke daerah tertentu, seperti di tempat-tempat wisata atau di lingkungan perumahan.

“Delman atau Sado”

Kalau naman Delman diambil dari penemu moda transporasi ini, maka kata Sado, sebutan lain untuk moda transportasi ini, diambil dari Dos-a-dos, bahasa Perancis. Karena lidah orang Betawi mengambil kata mudahnya jadi kata Sado. Kendaraan dan fungsinya sama, sebagai moda transportasi bagi masyarakat di daerah Betawi kemudian. Bahkan banyak yang menjadi juragan Delman atau Sado.

Moda transportasi ini masih banyak ditemukan di daerah wisata di Jakarta; seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Monumen Nasional (MONAS), dan di beberapa daerah permukinan. Fungsi sebagai alat pengangkut barang dan perjalanan ke luar kota, sudah tergantikan oleh kendaraan bermesin.

Nasibnya kini tidak sehebat dahulu sebelum ada moda transportasi bermesin. Hal ini juga berakibat pada nasib juragan dan para kusir Delman yang tergusur oleh pembangunan.

Jadi, jika dahulu Delman menjadi moda transportasi mewah untuk masyarakat Jakarta, maka kini ia hanya sebagai moda transportasi yang dijadikan sebagai obyek wisata saja, khususnya bagi masyarakat Betawi yang tinggal di Jabodetabek.

Bahkan sampai ada lagu yang diciptakan oleh Ibu Soed tentang Delman ini,

Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. Naik delman istimewa
Kududuk di muka
Ku duduk di samping pak Kusir
Yang sedang bekerja
Mengendarai Delman
Supaya baik jalannya.

Pamulang, 28 April 2024
Murodi al-Batawi

Pos terkait